Sabtu pagi, 1 Februari 2025, suasana di SMA Negeri 1 Gunung Meriah tampak berbeda. Siswa-siswi yang biasanya tampak sibuk dengan pelajaran dan aktivitas sekolah, kini duduk rapi di sekitar mushalla, mengenakan busana muslim-muslimah. Mereka melantunkan Surah Yasin bersama-sama, menyambut acara perayaan Isra’ dan Mikraj Nabi Muhammad SAW yang digelar di sekolah tersebut.
Seiring berjalannya waktu, tepat pukul 09.20 WIB, acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dilanjutkan dengan shalawat. Bapak Ridhwansyah, S.Pd.I., selaku ketua panitia, dalam sambutannya mengingatkan para siswa tentang pentingnya menjaga sholat lima waktu, yang merupakan inti dari peristiwa Isra’ Mikraj. “Isra’ Mikraj mengajarkan kita bahwa kewajiban menjaga sholat lima waktu adalah bagian dari perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW,” ujar beliau.
Kepala Sekolah, Ibu Suci Harianti, S.Si., juga menyampaikan harapannya agar peringatan Isra’ Mikraj kali ini dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan para siswa. “Mari kita jadikan momen ini sebagai refleksi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah kita,” tegasnya.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan penampilan tim rebana yang memukau, menampilkan beberapa lagu shalawat yang membawa suasana khusyuk dan penuh berkah.
Namun, puncak dari acara tersebut adalah ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Mairedo Hafera, yang bertugas di Kantor Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Singkil. Ustadz Mairedo memulai ceramahnya dengan menyitir syair-syair dari Diwan Imam Syafi’i yang mengajak siswa untuk semangat dalam menuntut ilmu. “Barang siapa yang tidak mau merasakan pahitnya menuntut ilmu walau hanya sesaat, maka bersiaplah menanggung kebodohan sepanjang hayat,” ujar beliau. Tak heran jika siswa-siswi tampak serius menyimak setiap kata yang disampaikan.
Isra’ Mikraj, menurut Ustadz Mairedo, merupakan peristiwa luar biasa yang hanya dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau menjelaskan bahwa perjalanan ini diawali dari Masjid al-Haram di Mekkah menuju Masjid al-Aqsha di Yerusalem, dan berlanjut ke Sidrat al-Muntaha melewati tujuh lapis langit. “Perjalanan Nabi Muhammad SAW yang singkat, hanya sekitar dua hingga tiga jam saja, adalah sebuah keajaiban yang tak bisa dibayangkan oleh akal manusia,” ujarnya.
Salah satu inti dari peristiwa Isra’ Mikraj adalah diterimanya perintah sholat lima waktu di langit. Ustadz Mairedo menegaskan bahwa sholat adalah ibadah yang sangat penting dan tidak boleh dilalaikan. “Sholat itu akan menjadi cahaya. Di akhirat, bekas air wudhu kita akan menjadi cahaya penerang di Padang Mahsyar,” ujarnya.
“Jangan pernah meninggalkan sholat, terutama para laki-laki, diutamakan sholat berjamaah di masjid. Kalau sholat di rumah, kita kasih rok saja,” tambah beliau sambil bercanda, yang membuat suasana semakin hangat, tawa dan semangat dari ratusan siswa yang hadir.
Acara ditutup dengan doa yang khusyuk, dan kegiatan tersebut berakhir tepat pukul 11.30 WIB. Tampak siswa-siswi segera merapikan tempat acara dan area sekitar mushalla dengan penuh kebersamaan, menunjukkan semangat kebersihan dan kekompakan.
Melalui peringatan Isra’ dan Mikraj ini, SMA Negeri 1 Gunung Meriah tidak hanya merayakan sejarah besar perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga sholat sebagai tiang agama. Sebuah momen berharga yang tidak hanya mempererat hubungan dengan Tuhan, tetapi juga memperkuat ukhuwah di antara sesama umat. [Reportase: Frenky Suseno Manik, S.Si., M.Pd.]